BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan masa yang paling
menentukan terhadap perkembangan selanjutnya. Pada masa ini, anak mengalami
beberapa fase, salah satunya adalah bermain. Kegiatan bermain yang dilakukan
oleh anak usia dini bukan semata-mata tanpa arti. Mereka bermain dalam rangka
belajar. Karena dengan bermain, anak akan mengeksplor dan bereksperimen tentang
dunia disekitarnya untuk membangun pengetahuan diri sendiri (self knowledge)
kemudian menjadi sebuah pengetahuan yang relatif tetap pada dirinya.
Akan
tetapi kenyataan yang ada di lapangan mengindikasikan bahwa kreativitas guru
dalam mendesain permainan edukatif masih rendah, kebanyakan mereka memandang
lebih baik membeli APE karena lebih praktis daripada harus repot-repot
membuatnya. Hal tersebut diperkuat kembali dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hans Jellen dari Universitas Utah AS dan Universitas Hannover
Jerman pada 1987 terhadap anak-anak berusia 10 tahun (dengan sampel 50 anak-anak
di Jakarta), hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kreativitas
anak-anak Indonesia yang terendah diantara anak-anak seusianya dari 8 negara
lainnya mulai dari Filipina, AS, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu dan
Indonesia. Melalui
alasan tersebut maka guru, orang tua maupun lembaga pendidikan khususnya
Pendidikan Anak Usia Dini memiliki kewajiban untuk menyediakan sarana bermain
dan alat permainan edukatif yang bermanfaat dan sesuai dengan perkembangan
anak.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Saja Jenis Permainan
Edukatif ?
2.
Bagaimana
Karakteristik Permainan Edukatif?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bermain, Permainan Edukatif, dan Alat Permainan Edukatif
Secara
bahasa, bermain diartikan sebagai suatu aktivitas yang langsung atau spontan,
dimana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda, disekitarnya,
dilakukan dengan gembira, atas inisiatif sendiri, menggunakan daya khayal
(imajinatif), menggunakan panca indera dan seluruh anggota tubuh lainnya. Permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas
kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan dengan bertujuan untukmemperoleh
kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut. Permainan cukup penting
bagi perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu perlu
kiranya bagi anak-anak untuk diberi kesempatan dan sarana di dalam kegiatan permainannya.
kiranya bagi anak-anak untuk diberi kesempatan dan sarana di dalam kegiatan permainannya.
Permainan
edukatif adalah semua jenis permainan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang bersifat mendidik untuk peserta didik. APE untuk anak TK adalah alat
permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan
anak TK. Sedangkan Adams (1975)
berpendapat bahwa permainan edukatif adalah semua bentuk permainan yang
dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada
para pemainnya, termasuk permainan tradisional dan moderen yang diberi muatan
pendidikan dan pengajaran. Atas dasar pengertian itu, permainan yang dirancang
untuk memberi informasi atau menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk memupuk
semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk dalam kategori permainan
edukatif karena permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan
afektif. Dengan demikian, tidak menjadi soal apakah permainan itu merupakan
permainan asli yang khusus dirancang untuk pendidikan ataukah permainan lama
yang diberi nuansa atau dimanfaatkan untuk pendidikan.Permainan edukatif adalah semua jenis permainan yang bertujuan
untuk menciptakan lingkungan yang bersifat mendidik untuk peserta didik.
Menurut
Mayke Sugianto (dalam Badru Zaman, dkk., 2007:63) alat permainan edukatif (APE)
adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan
pendidikan. Sementara itu Direktorat PADU, Depdiknas (2003) mendefinisikan alat
permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana
atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan)
dandapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.
B.
Fungsi
Alat Permainan Edukatif
Fungsi
APE dalam proses belajar anak usia dini adalah sebagai:
a.
Penggugah perhatian, minat dan motivasi anak untuk mengikuti kegiatan belajar.
b.
Sumber pengetahuan , keterampilan baru yang perlu dipelajarari anak .
c.
Medium pengembangan nalar dan kreatifitas anak, seperti ; berfikir,
menganalisa, memecahkan masalah sendiri, serta berbuat secara sistematik dan
logik.
C. Tujuan Alat Permainan Edukatif
Adanya alat permainan edukatif, pada intinya diarahkan untuk
mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk
memperjelas materi yang diberikan oleh guru.
Pemanfaatan
alat permainan edukatif dalam kegiatan belajar anakdiharapkan dapat memperjelas
materi yang disampaikan oleh guru. Sebagai contoh apabila guru ingin
menjelaskan konsep warna-warna dasar seperti merah, biru, hitam, putih, kuning
dan lain sebagainyajika penyampaian kepada anak hanya secara lisan atau
diceritakan,anak hanya sebatas mampu menirukan ucapan guru tentang
berbagaiwarna tanpa tahu secara nyata bagaimana yang dimaksud warnamerah,
kuning dan lain sebagainya. Akan sangat berbeda jika gurumemanfaatkan alat
permainan edukatif misalnya dengan menggunakan Lotto Warna.Dengan memanfaatkan
alat permainan tersebut anak dapat secaralangsung melihat, mengamati,
membandingkan, memasangkan, dan mengenali berbagai warna.
2.Untuk
memberikan motivasi dan merangsang anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen
Motivasi dan minat
anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen merupakan faktor penting dalam
mengembangkan berbagai aspekperkembangannya sehingga dapat menunjang
keberhasilan belajar anak. Oleh karena itu harus dilakukan berbagai upaya
sehingga motivasidan minat anak bisa tumbuh dengan baik. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan alat permainan
edukatif. Alat permainan edukatif berupa balok merupakan alat permainan yang
sangat potensial untuk meningkatkan motivasi dan minat anak untuk
bereksperimen.
3. Memberikan
kesenangan kepada anak untuk bermain
Apabila kita mengamati anak-anak TK yang sedang memainkan
alatpermainan tertentu dan mereka sangat tertarik untuk memainkannya, mereka
tampak sangat serius dan terkadang susah untuk diganggu dandialihkan
perhatiannya pada benda atau kegiatan yang lain.Kondisi tersebut terjadi karena
anak-anak merasa senang dan nyamandengan alat permainan yang mereka
gunakan.Alat permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan baikakan
menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan aktivitas belajarnya. Jika
anak sudah merasa senang dengan kegiatannya, maka belajar tidak lagi dianggap
sebagai beban yang ditimpakan guru di pundaknya. Anak mengartikan belajar
dengan baik bahwa belajar ternyata tidak selalu dikesankan sebagai kegiatan
yang membosankan bahkan menyebalkan tapi justru bermakna dan menyenangkan.
D. Jenis Permainan Edukatif dan Alat Permainan Edukatif
1.
Jenis Permainan
Edukatif
Apabila ditinjau
dari segi jenisnya, permainan yang dilakukan oleh anak usia dini ini di
kategorikan dari beberapa aspek, diantaranya; pertama,
berdasarkan subjek dan ruang. Permainan ini terdiri dari permainan bayi,
permainan individual,permainan soaial, permainan tetangga, permainan dalam ruang. Kedua,
berdasarkan struktur geografi. Permainan berdasarkan struktur geografi terdiri
atas permainan yang dilakukan oleh anak kota dan perminan anak desa.
Ketiga,
berdasarkan benuk dan muatan keterampilan. Secara garia besar, permainan ini
terdiri dari permainan tradisional dan permainan modern. Dimana permainan
tradisional merupakan permainan yang mengandung nilai-nilai budaya yang pada
hakikatnya merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan keberadaannya.
Adapun contoh permainan tradisional seperti ciluk ba, petak umpet, boy-boyan,
bermain kelereng, membuat mainan dari kayu atau bambu, jungkitan, lompat tali,
pasaran, dan gobag sodor. Sedangkan permainan modern yaitu permainan yang
ditandai dengan menggunakan mesin elektronik dimana permainan yang dilakukan
lebih bersifat elektrik dan tidak mengembangkan kreativitas anak.
Keempat, berdasarkan kerangka manfaaat. Jenis permainan ini terbagi menjadi
mainan umum dan mainan edukatif. Secara umum, bermain dapat dilakukan dngan
menggunakan alat yang menghasilkan pengertian, atau informasi, kesenangan,
mapupun untuk mengembangkan imajinasi anak., karena pada dasarnya, bermain
merupakan suatu aktivitas yang membantu aak mencapai perkembangan yang utuh,
baik fisik, intelektual, soaial, moral, dan emosional. Sedangkan mainan
edukatif didasarkan pada konsep bahwa
semua jenis dan bentuk mainan anak memiliki muatan pendidikan bersifat edukatif.
Karena pada saat anak bermain, sesungguhnya ia sedang belajar, ia sedang
mencari pengalaman yang akan bermanfaat bagi hidupnya kelak setelah ia dewasa,
akan tetapi tidak mereka sadari secara langsung.
2.
Jenis Alat
Permainan Edukatif
Mainan anak yang disebut
dengan Alat Permainan Ediukatif (APE), yaitu jenis mainan yang bersifat
edukatif atau dapat memnuhi syarat sebagai perngsang bagi anak untuk tejadinya
proses belajar. Berikut ini jenis-jenis beserta contoh permainan edukatif
(mendidik) untuk anak-anak: Pertama,
permainan untuk membentuk fisik anak. Permainan ini memerlukan gerak fisik yang
banyak dan dapat juga berfungsi sebagai olah raga bagi anak, tapi harus
memperhatikan beberapa aspek diantaranya: lokasi tidak berbahaya, cukup luas
untuk anak berlarian, alat yang digunakan tidak membahayakan atau tidak terlalu
berat, seperti pada anak yang masih kecil, sepak bola bisa diganti dengan bola
plastik. Contoh: sepak bola, kasti, loncat tali, gobak sodor. Kedua,
permainan melatih sosialisasi. Permainan ini adalah permainan yang memerlukan
team work atau kerja kelompok. Dari sanalah anak dapat melatih jiwa sosial
mereka, bagaimana cara bekerja dalam kelompok, hidup rukun dengan teman, saling
menolong, dan memaafkan. Contoh: sepak bola, main kelereng, main pasar-pasaran
(jual beli), bermain peran sebagai dokter dan pasien, guru dan murid, dan
sebagainya
Ketiga, permainan
mengasah otak. Permainan ini memerlukan ketrampilan berfikir, mengasah daya
ingat serta imajinasinya. Contoh: catur, ular tangga, halma, menyusun balok,
lego, puzzle, plestisin/tanah liat.Keempat, Permainan membentuk kepribadian. Permainan
ini disesuaikan dengan jenis kelamin anak. Permainan ini untuk melatih anak
perempuan agar terbentuk naluri keibuannya dan anak laki-laki agar terbentuk naluri
kebapakannya, disamping itu juga menumbuhkan jiwa solidaritas mereka kepada
lawan jenisnya. Tapi tak menutup kemungkinan mereka bermain permainan lawan
jenisnya, agar laki-laki dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan
perempuan tak terlalu cengeng dan dapat hidup mandiri kelak setelah dewasa.
Contoh: dalam permainan perang-perangan, anak laki-laki menjadi tentara dan
anak perempuan menjadi perawat atau juru masak.
Jenis-jenis APE
untuk anak usia dini yang telah dikembangkan ini diilhami oleh alat-alat
permainan yang diciptakan oleh para ahli pendidikan anak seperti Maria
Montessori, George Cuisenaire, dan Peabody. APE-APE tersebut banyak ditemukan
pada lembaga-lembaga PAUD di Indonesia. Selanjutnya akan dijelaskan secara
singkat jenis alat permainan edukatif yang diciptakan oleh para ahli tersebut
1.
APE ciptaan
Peabody
Untuk pengembangan
kemampuan berbahasa ini, kakak beradik Elizabeth Peabody membuat boneka tangan.
APE ini terdiri atas dua boneka tangan yang berfungsi sebagai tokoh mediator yaitu
tokoh P. Mooney dan Joey. Boneka tersebut dilengkapi papan magnet,
gambar-gambar, piringan hitam berisi lagu dan tema cerita serta kantong pintar
sebagai pelengkap. APE karya Peabody ini memberikan program pengetahuan dasar
yang mengacu pada aspek pengembangan bahasa yaitu kosa kata yang dekat dengan
anak.
Oleh karena itu
tema-tema yang dipilih dan diramu harus sesuai dengan pengetahuan dan budaya
anak setempat. Walaupun tokohnya tidak menggunakan P Mooney dan Joey tetapi
jenis APE ini mengilhami pembuatan boneka tangan yang dikembangkan di
Indonesia. Boneka tangan yang dimainkan dengan tangan ini dikembangkan dengan
menggunakan panggung boneka yang dilengkapi layar yang dapat diganti sesuai
cerita anak-anak usia dini di Indonesia.
Contoh alat permainan yang
diciptakan peabody:
1.
Boneka Tangan
Ciri-ciri boneka tangan:
·
Terbuat dari
kain perca
·
Tangan bisa
dimasukkan kedalam boneka
·
Tangan dapat
bergerak bebas dalam boneka
·
Untuk bagian
kepala, 3 jari dapat dimasukkan
·
Jari kelingking
dan jempol menggerakkan tangan dari boneka
·
Kepalanya bisa
terbuat dari bola
2.
Boneka Jari
Ciri-ciri boneka jari:Terbuat dari
kain perca dan Satu jari bisa masuk
Boneka jari ini
dibuat dari kain yang tidak mudah bertiras. Kain dibentuk sesuai dengan figur
cerita. Satu narasi cerita dapat 10 boneka. Penyelesaian boneka dijahit dengan
tusuk feston.Tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui pengembangan alat
permainan ini yaitu: Mengembangkan bahasa anak, mempertinggi keterampilan dan
kreatifitas anak, belajar bersosialisasi dan bergotong royong di samping
melatih keterampilan jari jemari tangan.
2.
APE ciptaan
Montessori
Maria Montessori
menciptakan alat permainan edukatif yang memudahkan anak untuk mengingat
konsep-konsep yang akan dipelajari anak tanpa perlu bimbingan sehingga
memungkinkan anak bekerja secara mandiri. APE ciptaannya telah dirancang
sedemikian rupa sehingga anak mudah memeriksa sendiri bila salah dan segera
menyadarinya. APE ciptaan Montessori ini banyak terdapat di TK khususnya anak TK
di Indonesia walaupun alat permainannya itu sendiri sudah disesuaikan dengan
kebutuhan anak TK di Indonesia.
Beberapa contoh APE ciptaan
Montessori adalah Puzzle bentuk geometri.
Jenis APE yang telah dikembangkan di Indonesia berakar dari konsep Montessori ini 14 diantaranya adalah papan bentuk bidang I dan papan bentuk bidang II dan kantong keterampilan tangan yang konsepnya untuk melatih kemandirian.
Jenis APE yang telah dikembangkan di Indonesia berakar dari konsep Montessori ini 14 diantaranya adalah papan bentuk bidang I dan papan bentuk bidang II dan kantong keterampilan tangan yang konsepnya untuk melatih kemandirian.
3.
APE ciptaan
George Cuisenaire
George Cuisenaire
menciptakan balok Cuisenaire untuk mengembangkan kemampuan berhitung pada anak,
pengenalan bilangan dan untuk peningkatan keterampilan anak dalam bernalar.
Balok ini terdiri dari balok-balok yang berukuran 1 x 1 x1 cm dengan warna kayu
asli, 2 x 1 x1 cm berwarna merah, 3 x 1 x 1 cm, berwarna hijau muda, 4 x 1 x 1
cm berwarna merah muda, 5 x 1 x 1 cm berwarna kuning, 6 x 1 x 1 cm berwarna
hijau tua, 7 x 1 x1 cm berwarna hitam, 8 x 1 x 1 cm berwarna coklat, 9 x 1 x 1
cm berwarna biru tua, 10 x 1 x 1 cm berwarna jingga.
Balok Cuisenaire
ini juga dikembangkan sebagai salah satu jenis APE untuk anak usia dini
walaupun ukuran dan warna telah dimodifikasi sedemikian rupa. Sebenarnya masih
banyak jenis-jenis APE untuk anak usia dini yang ada. Bahkan keragaman APE ini
dikelompokkan berdasarkan sudut pandang dan cara masing-masing. Apakah dari
segi kegunaannya atau aspek perkembangan yang dipantau maupun dampak pemakaian
dan berdasarkan penempatannya.
E. Karakteristik Alat Permainan Edukatif
Dalam membuat Alat
Permainan Edukatif yang baik, mak bagi guru maupun orang tua perlu untuk
mengetahui bagaimana kriteria umum APE yang baik bagi anak usia dini,
diantaranya yaitu: pertama, kesesuaian ( relevansi ), yaitu APE harus disesuaikan dengan
karakteristik anak, rencana kegiatan belajar, indikator kemampuan.Kedua,
kemudahan yaitu mudah dibuat, dipergunakan.Ketiga, kemenarikan yaitu
bentuknya menarik, dan dapat menggugah anak untuk memainkannya. Kemudian kriateria
umum tersebut diuraikan ke dalam tujuh unsur, yang disebut dengan 7 M yaitu :Pertama,
mudah yaitu mudah dalam membuatnya, mudah memperoleh bahan dan alat, mudah
digunakan oleh anak didik. Kedua, murah artinya biaya dengan sedikit
mungkin.Ketiga, menarik yaitu
merangsang perhatian baik bentuk, warna, bahan sehingga anak tertarik untuk
memainkannya. Keempat, mempan yaitu sesuai dengan kebutuhan perkembangan,
karakteristik, usia,minat dan kemampuan anak .Kelima, mendorong yaitu
dapat menggugah minat anak untuk bersikap atau berbuat yang positif baik untuk
dirinya, orang lain maupun lingkungan.Keenam, mustari sesuai dengan
kebutuhan dan minat anak dan sesuai dengan kondisi setempat. Ketujuh, manfaat
yaitu bernilai dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
Adapun syarat yang harus
diperhatikan dalam membuat alat permainan edukatif, diantaranya yaitu:
1. Memperhatikan tingkatan usia dan minat anak, agar permainan edukatif
yang dilakukan oleh anak dan APE yang dignakan dapat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak.
2. Keamanan dari permainan dan alat yang digunakan dalam bermain terebut,
artinya, mainan tersebut terbebas dari bahan-bahan berbahaya.
3. Gender, dalam memberikan
mainan kepada anak, harus memperhatikan gender, karena biasanya, mainan memiliki indikator
gender .Ini memberikan pada anak konsep yang tepat dari kategori seksual untuk
menghindari kebingungan gender di masa depan.
4.
Pentingnya keterlibatan orang tua atau anggota keluarga dalam proses
bermain, agar dapat melindungi mereka dari hal-hal yang dapat merugikan
tumbuh kembang mereka atau dari hal-hal yang mematikan kreativitas
atau minat anak terhadap lingkungan.
bermain, agar dapat melindungi mereka dari hal-hal yang dapat merugikan
tumbuh kembang mereka atau dari hal-hal yang mematikan kreativitas
atau minat anak terhadap lingkungan.
5.
Tidak selalu permainan yang mahal lebih edukatif dari permainan yang
sederhana.
sederhana.
6.
Mudah dibongkar pasang. Alat permainan yang mudah dibongkar pasang,
dapat diperbaiki sendiri, lebih ideal daripada mobil-mobilan yang dapat
bergerak sendiri. Alat-alat permainan yang dijual di toko-toko (built-in)
lebih banyak menjadi bahan tontonan daripada berfungsi sebagai alat
permainan. Anak-anak tidak tertarik oleh bagus dan sempurnanya alatalat permainan yang diproduksi di pabrik tersebut.
dapat diperbaiki sendiri, lebih ideal daripada mobil-mobilan yang dapat
bergerak sendiri. Alat-alat permainan yang dijual di toko-toko (built-in)
lebih banyak menjadi bahan tontonan daripada berfungsi sebagai alat
permainan. Anak-anak tidak tertarik oleh bagus dan sempurnanya alatalat permainan yang diproduksi di pabrik tersebut.
7. Dapat mengembangkan
daya fantasi. Alat permainan yang sifatnya mudah dibentuk dan diubah-ubah sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasi, yang memberikan kepada anak kesempatan untuk mencoba dan melatih daya-daya fantasinya. Sesuai dengan ajaran pendidikan modern, alat-alat yang dapat menunjang perkembangan fantasi itu misalnya bak pasir, tanah liat, kertas dan gunting. Jumlah alat-alat itu masih dapat ditambah lagi dengan kapur berwarna, papan tulis dan sebagainya.
8. Permainan sebagai
media bagi pembelajaran bagi anak memiliki. persyaratan penting yaitu perlindungan, stimulasi, dan eksplorasi
9. Diperuntukkan bagi
anak balita, yaitu mainan memang sengaja dibuat untuk merangsang berbagai
kemampuan dasar pada balita.
10. Multifungsi, yaitu
dari satu mainan didapatkan berbagai variasi mainan sehingga simulasi yang di
dapatkan anak juga lebih beragam.
11. Melatih problem
solving, yaitu dalam memainkannya anak diminta untuk melakukan problem solving.
Dalam permainan puzzle misalnya anak diinta untuk menyusun potingan-pptongan
menjadi untuh.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain, anak akan memiliki
kecakapan hidup di masa dewasanya kelak, selain itu bermain juga dapat membuat
anak menjadi kreatif. Bermainnya anak bukan tanpa makna, anak-anak bermain
untuk mengeksplor apa yang ada disekitarnya untuk kemudian menjadi pengetahuan
yang relatif tetap pada dirinya. Sehingga unuk menyediakan sarana bermain bagi
anak, maka bagi guru mapun orang tua harus mempertimbangkan keamanan dan
manfaat dari alat permainan tersebut. Oleh karena itu, dalam membuat alat
permainan edukatif ada beberapa syarat yang harus diperhatikan diantaranya
tingkatan usia anak. Dengan memperhatikan tingkatan usia anak, dapat diketahui
bahwa APE yan dibuat dapat bermanfaat bagi anak. Selain itu harus memperhatikan
gender dalam memberikan mainan kepada anak, hal ini karena anak usia dini masih
belum mengethui secara pasti maksud dari gender tersebut, sehingga perlu kirnya
untuk memberikan pengetahuan tentang gender kepada anak sejak dini agar anak
memahami bahwa dirinya (laki-laki atau
perempuan).
Permainan
edukatif yang dibuat tidak harus mahal, akan tetapi permainan yang dibuat
tersebut hendaknya memberikan manfaat bagi diri anak. Bila masa bermain anak
terpenuhi dan segala potensi anak dapat berkembang dengan baik. Maka langkah
selanjutnya yang harus dilakukan oleh anak adalah belajar secara penuh, ke
jenjang pendidikan berikutnya. Akan
tetapi, orang tua dan guru tidak serta merta melarang anak untuk tidak bermain
ketika anak telah memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, hal ini karena
bermain merupakan kebutuhan naluriah anak-anak sebagai salah satu sarana
belajar alamiah mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi.Psikologi PerkembangaN.Jakarta:
Rineka Cipta, 1991.
Anna
Craft.Membangun Kreativitas Anak. Penterjemah M. Chairul Anam, .Jakarta:
Inisiasi Press, 2003.
APE PAUD
Bersumber Lingkungan Sekitar Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Paudni Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal Dan Informal (PP-PNFI) Regional
I Bandung, 2011.
Djamarah Bahri.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rhineka Cipta, 2000.
Harun Rasyid, et al., Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini,
Yogyakarta: Gama Media, 2012.
KakAndang Ismail. Education Games.Yogyakarta: Pro U Media, 2009.
Ki Fudyartanta, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011.
Mukhtar Latif, dkk. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori
dan Aplikasi Jakarta: Kencana.2013.
Rudy Budiman,
Kreativitas melalui Pengembangan Alat Permainan Edukatif Modul Materi Pokok
Program Diklat Kompetensi Pengembangan Kreativitas Bagi Guru TK Jenjang
Lanjut (Bandung: Kemendikbud Badan Pengembangan Sumber Daya Manusi Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK PMP) Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan
Pendidikan Luar Biasa, 2014.
0 Response to "Jenis dan Karakteristik Permainan Edukatif"
Posting Komentar